26 January 2017

YAMATO , Akhir dari Kekaisaran Jepang di Pasifik



Kapal  Yamato ( 大和 ) merupakan kapal perang terbesar yang pernah dibuat dengan bobot 72,800 ton dengan meriamnya sebesar 46 cm ( 18.1 inci ) , yang merupakan meriam terbesar yang pernah dibangun dalam kapal. Kapal Yamato sendiri merupakan Flagship dari armada kekaisaran Jepang pada saat itu , dibangun pada tahun 1937 dan rampung di akhir tahun 1941 1 minggu setelah serangan di Pearl Harbour , kapal Yamato dibuat untuk menandingi armada kapal – kapal Amerika yang unggul secara jumlah. Namun , ironisnya Yamato tercatat hanya sekali menembakan meriamnya ke kapal musuh di pertempuran teluk Leyte ( Battle Of Leyte Gulf ) di tahun 1944. Perannya di perang Pasifik tidaklah berdampak besar , bertolak belakang dengan tujuan Yamato dibangun.
Pada awal pembangunnya sendiri , kapal Yamato direncanakan hanya akan dibuat sebagai kapal perang kecil , secara diam – diam oleh pihak Jepang dibangun menjadi kapal perang Super Battleship karena kala itu Jepang masih terikat dengan Washington Naval Treaty dan London Naval treaty yang membatasi Jepang dalam membangun kapal – kapal perang berbobot berat. Dibangun di Kure Naval Yard , Hiroshima di tahun 1937 , pembangunannya rampung pada tahun 1940 dan secara resmi selesai ditahun akhir tahun 1941. Di awal tahun 1942 , kapal Yamato menjadi Flagship Armada Gabungan Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Isoroku Yamamato , dilengkapi dengan 9 meriam 46 tipe 96 , 6 meriam 15,5 , 24 meriam 127 mm dan ratusan senjata anti udara dan berbobot menjadikan Yamato sebagai kapal andalan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang.




















Keperkasan Kapal Yamato menjadi symbol kekuatan dan dominasi Jepang di lautan Pasifik , terlebih lagi Yamato merupakan kapal perang paling canggih pada saat itu. Di tanggal 6468 juni 1942 , dalam Pertempuran Midway ( Battle Of Midway ) , pertama kalinya Yamato ikut ambil dalam pertempuran melawan Amerika. Sepanjang tahun 1942 – 1944 , Yamato hanya berlayar antar pangkalan – pangkalan baik di Jepang maupun di Truk. Tercatat Yamato hanya sekali menembakan meriamnya  ke kapal induk Amerika USS Gambier Bay di Selat San Bernardino , setelah itu Yamato tidak pernah sekali menebakan meriamnya ke kapal musuh. Tidak adanya partisipasi / peran Yamato sendiri diakibatkan Angkatan laut kekaisaran Jepang yang terlalu takut atau paranoid apabila kapal Yamato dapat tenggelamkan musuh , terlebih lagi apabila Yamato simbol kekuatan Angkatan laut Kekaisaran Jepang dapat ditenggelamkan musuh menandakan runtuhnya kekuasan Jepang di Pasifik dan Asia serta dapat menurunkan semangat rakyat Jepang khususnya bagi para tentaranya yang menganggap bahwa kapal Yamato tidak dapat ditenggelamkan.

Tenggelamnya Yamato
Di tahun 1945 , Jepang semakin terdesak dan kota – kotanya hancur akibat perang dengan sekutu. Para pemimpin Jepang berpikir bahwa Jepang masih dapat memenangkan perang dengan mengharapkan Decisive Victory atau kemenangan mutlak dalam satu kali pertempuran yang dapat merubah arah perang. 1 April 1945 , Sekutu menginvasi Okinawa , pulau provinsi di selatan kepulauan Jepang. Dalam usaha terakhir Jepang dalam mempertahankan Okinawa , militer Jepang memutuskan mengirim kapal perang yang tersisa untuk menghadang armada sekutu yang sedang menggempur Okinawa. Sebanyak 10 kapal perang yang terdiri dari Yamato , 1 kapal cruiser Yahagi dan 8 kapal destroyer berangkat dari Tokuyama menuju Okinawa , dengan tujuan menggunakan Yamato sebagai meriam pertahanan dengan mengkaramkan kapal tersebut ke pulau
Okinawa sebagai pertahanan terakhir Jepang.
























Sekutu yang mengetahui datangnya kapal Yamato bersiap menghadang kapal tersebut dengan mengirim 6 kapal Battleship, 7 Cruiser, beserta 21 kapal Destroyer, dan juga ratusan pesawat yang terdiri dari bomber dan torpedo bomber.
Sekitar pukul 12.30, 280 pesawat dari American Carrier Strike Force berhasil menemukan formasi kapal Yamato dan berhasil menenggelamkan satu kapal destroyer Jepang Asashimo, dan mengenai 4 bom ke kapal Yamato mengakibatkan lubang di dek Yamato.
 Pukul 12.46, 2 bom mengenai pada bagian kiri Yamato dan mengenai tepat diatas meriam 155mm Yamato, mengakibatkan kerusakan parah pada meriam dan dilaporkan hanya 1 orang yang selamat. 4 torpedo mengenai bagian kanan kapal 2 diantaranya mengenai ruang mesin dan sisanya mengenai bagian kemudi kapal.
 Pukul 13.00 serangan kedua dilancarkan 4 torperdo mengenai kapal, 3 diantaranya di bagian kanan dan satu mengenai bagian kiri kapal. Akibat serangan tersebut , badan kapal miring 15 – 18 derajat dan air mulai masuk pada bagian kapal.

Sekitar pukul 13.40, setidaknya 4 bom mengenai kapal dan mengakibatkan banyak korban jiwa. 4 torpedo mengenai bagian kanan kapal dan mengakibatkan air masuk kedalam ruang mesin dan kendali yang membuat kapal kehilangan kemampuan untuk bermanuver dan banyaknya kru yang tewas karena terjebak didalam ruangan tersebut.
















Pukul 14.02, Kru diperintahkan untuk meninggalakan kapal, kecepatan kapal turun menjadi 10 knot (19 km/h) dan amunisi pada meriam utama bisa meledak kapan saja karena api yang menjalar kemana – mana
Pukul 14.05, Kapal Yahagi tenggelam setelah terkena 12 bom dan 7 torpedo, di waktu yang sama kapal Yamato terkena torpedo terakhir dan membuat kapal miring dan tenggelam sedalam 6 meter.

Pukul 14.20, Meriam 25mm anti udara kapal akhirnya tenggelam, 3 menit kemudian meriam utama Yamato meledak menciptakan Mushroom Cloud setinggi 6 kilometer dan dapat terlihat sepanjang 160 Km jauhnya. Seluruh badan kapal mulai tenggelam, mengakibatkan tarikan air yang kuat membuat kru ikut tenggelam bersama Yamato.



Dari 3,332 Kru , Yamato kehilangan 3,055 Kru termasuk Komandan Armada Angkatan Laut Jepang Seiichi Ito. Sejak serangan pertama hingga tenggelam, Yamato terkena 11 torpedo dan 6 bom. Tenggelamnya Yamato merupakan akhir dari upaya Angkatan Laut Jepang dan hilangnya simbol kekuatan Angkatan Laut Jepang..


Referensi : Wikipedia: Yamato Battleship

No comments:

Post a Comment